<meta name='google-adsense-platform-account' content='ca-host-pub-1556223355139109'/> <meta name='google-adsense-platform-domain' content='blogspot.com'/> <!-- --><style type="text/css">@import url(//www.blogger.com/static/v1/v-css/navbar/3334278262-classic.css); div.b-mobile {display:none;} </style> </head> <body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d20744856\x26blogName\x3dRetard-Minded\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://retarders.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttps://retarders.blogspot.com/\x26vt\x3d-1927618368790145', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Friday, February 16, 2007

The fights over the betel nut brouhaha....

Tau yang namanya betel nut?


Gue baru tau minggu lalu, saat temennye si Anggora telp doi untuk menanyakan soal betel nut. Walaupun udah bertahun-tahun gw tinggal di U.S sinih masih aja ada kata kata baru yang belom pernah gw denger.

Kali ini gw mo membahas tentang betel nut alias biji pinang!

Nah ... ini namanya betel nut, aka biji pohon pinang yang sering dikunyah (terkadang pake daun sirih) ama nenek loe, ato engkong loe di jaman kuda doeloe. Sampe sekarang betel nut juga masih digemari ama orang orang dikalangan ekonomi "kejepit" aka sulit (seperti tk. becak, kuli, pengemudi truk, babu pembantu, tk. coli, tk. bacok, sama tukang tukang lainnya)

Dari Wikipedia:
Modern day consumption

In India (the largest consumer of betel nut), the betel nut is cut into small pieces using a special instrument called sarota, and the husk is wrapped in a betel leaf along with lime and may include clove, cardamom, catechu (kattha), etc. for extra flavouring. Betel leaf has a fresh, peppery taste, but, depending on the variety of areca from which it comes, it can be very bitter. Seasoned chewers might mix the betel nut with tobacco. This preparation of betel nut is commonly referred as paan in India and Pakistan, and is available everywhere.

Betel nut is also available in ready-to-eat pouches called Pan Masala. It is a mixture of many spices whose primary base is betel nut crushed into very small pieces. Sometimes Pan Masala also includes a small quantity of tobacco, in this case, the product is called gutka.
Kebiasaan mengunyah biji pinang (betel nut) ini begitu populer di daerah Asia - terutama Asia Tenggara.

Konsumsi biji pinang yang kerapkali dibungkus ama daun sirih di daerah mainland Cina.

Nah, di daerah Cina sono, ternyata penjualan betel nut ini banyak mengundang kontroversi. Pasalnya karena begitu populernya konsumsi biji pinang ini dikalangan ekonomi kejepit, membuat banyak bermunculannya kios kios penjual biji pinang aka betel nut ini di sepanjang highway dan jalan jalan urban di negeri Cina.

Di daerah Taoyuan, contohnya, pemerintah daerah setempat udah kesel sama yang namanya para gadis penjual biji pinang ini, pasalnya untuk menjaring konsumen, mereka memakai pakaian yang (terlalu) minim selagi melakukan transaksi jual beli dengan para pengemudi truk yang mampir di kios kios mereka. Buat pemerintah setempat katanya, hal ini bertentangan dengan budaya ribuan tahun Cina yang kesannya sangat tertutup.

Betelnut Princesses (Binglang Xishi)

Begitu populernya para gadis penjual biji pinang ini, mereka dijuluki dengan sebutan Binglang Xishi, atau Betelnut Princess.


Salah satu stand penjual biji pinang, lengkap dengan rokok, snack dan minuman.

Bahkan konon, para cewek penjual betel nut ini juga dicurigai memberikan servis lain, selain menjual biji pinang, seperti prostitusi. Hal inilah yang membuat pemerintah daerah Taoyuan ngambek, sebab katanya gak memperlihatkan image yang bagus buat para turis. Pemerintah daerah mulai menggencarkan aksi "Three No's policy," yang artinya gak boleh memperlihatkan DADA, PANTAT, ama PUSER (sekitar perut). Para gadis penjual biji pinang yang masih melanggar akan ditangkep, dan ditiket dengan dasar hukum indecency.


Ini bikin bingung, jualan biji pinang apa jadi Victoria Secret's Spokeswoman??

Pure clean, atau exploitasi? You decide.....

~salam retarders~

1 Comments:

Blogger Crystal said...

boong ah booonnggg :p

2/17/2007 11:01 AM

 

Post a Comment

<< Home